Kamis, 06 November 2008

12 ‘Kejutan' pada Bayi Baru

Siap-siap ya. Bayi-bayi baru lahir senang sekali memberi ‘kejutan'. Seringkali benar-benar tak terduga lho…

Meski Anda sudah membaca seabrek ulasan tentang seorang bayi, entah mengapa, kehidupan dengan bayi baru selalu saja diwarnai dengan hal-hal yang menakjubkan. Ternyata, ada banyak juga yang bisa dipelajari langsung dari bayi Anda kalau nggak mau repot-repot buka buku atau sharing dengan orang lain.
Berikut berbagai kejutan yang mungkin diberikan oleh si kecil, namun mengkhawatirkan orang tua baru pada hari-hari pertamanya:

• “Kok, bayiku jelek?”
Biasanya, Anda bayangkan idealnya bayi itu montok, pipinya kemerah-merahan, dan cute . Jika kepala bayi Anda agak aneh dan bentuknya kerucut pada awalnya, mungkin saja ini karena ia sudah berjam-jam terjepit di panggul. Agar pas melalui jalan lahir, mau tidak mau tengkorak kepala menyesuaikan diri. “Ini untuk melindungi terjadinya retaknya tengkorak atau kerusakan otak selama persalinan via vagina,” kata Anne Hansen, MD, dokter anak di Children's Hospital Boston, Amerika Serikat.
Masih banyak lagi ‘daftar' kejelekan si kecil. Misalnya, mata bengkak, wajah dan kepala agak memar jika lahir dengan bantuan forsep (alat untuk menjepit dan menariknya ke luar) atau vakum, dan sebagainya. Bersabarlah, dalam waktu singkat, dia akan berubah jadi malaikat kecil Anda.

2. “Dia gemetar terus.”
Setelah berbulan-bulan melekuk dalam kantung air di rahim yang cozy, namun sempit, sekarang kaki dan tangan bayi baru Anda bebas bergerak ke sana-sini. Hanya saja, dia belum mengerti bagaimana cara mengendalikan tubuhnya. Makanya, lambaian tangannya agak tersentak-sentak.
Bayi juga lahir dengan refleks Moro. Begitu diangkat dan diturunkan lagi secara tiba-tiba, misalnya, kedua tangan dan kakinya akan merentang, lalu menutup kembali. Jemarinya juga menekuk seolah-olah mencengkeram sesuatu. Jangan takut, refleks ini akan hilang ketika dia berusia 3 bulan.
Lalu, sistem saraf yang sedang berkembang suka mengirim lebih banyak impuls listrik ke otot-otot dari yang diperlukan, sehingga dagu dan kakinya sering gemetar. Setelah beberapa minggu, dia sudah tidak gemetaran lagi.

3. “Wow, kelaminnya besar sekali!”
Sebelum suami Anda keburu ge-er gara-gara bayi laki-lakinya punya buah zakar yang besar, dia harus tahu bahwa genetik atau hormon laki-laki yang super perkasa sekalipun tidak ada pengaruhnya terhadap ukuran buah zakar. Membesarnya buah zakar terjadi akibat terdesaknya bayi selama kelahiran, seperti kalau cairan terjebak dalam jaringan.
Juga, dalam tubuh semua bayi baru masih mengalir hormon-hormon ibunya. Nah, hormon tersebut membuat buah zakar (bayi laki-laki) atau bibir luar kelamin (bayi perempuan) seolah-olah besar alias bengkak. Biasanya, alat kelamin tersebut akan mengempis beberapa hari kemudian.

4. “Bayiku lapar terus.”
Pada minggu-minggu pertama, Anda mungkin saja heran. Kok si kecil makan terus? Permintaan bayi yang bertubi-tubi ini adalah cara alami untuk meningkatkan suplai ASI Anda. Melalui trail and error , akhirnya bisa ditemukan takaran yang pas untuk memenuhi selera makannya. Bayi yang menyusu cenderung lebih sering minum, sebab ASI lebih mudah dicerna dan diserap ketimbang susu formula.
Nah, alasan untuk minum ‘gila-gilaan' ini, tentu saja, karena si kecil harus tumbuh. Jangan heran, kalau berat badannya pada usia 6 bulan jadi 2 kali lipat dari berat lahirnya. “Selama periode percepatan pertumbuhan, jangan kaget kalau bayi Anda jadi super rakus. Nafsu minum yang gila-gilaan ini pertama kali terjadi ketika usianya 4-6 minggu,” kata Glade Curtis, MD , dokter kandungan yang juga pengarang dari “Your Baby's First Year week by Week”.

5. “Tangan dan kakinya dingin.”
Sebelum Anda buru-buru membungkusnya dengan berlapis-lapis selimut, pegang dulu tubuhnya. Jika tubuhnya hangat dan agak pink, ini berarti ia tidak kedinginan. Sistem peredaran darahnya masih berkembang, sehingga darah bolak-balik ke organ tubuh yang paling membutuhkan. Nah, tangan dan kaki termasuk dalam ‘antrian' paling akhir mendapat pasokan darah bersih. Butuh waktu sekitar 3 bulan bagi sistem peredaran darah untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan di luar rahim. Jadi, tidak apa-apa kalau jari-jari tangan dan kakinya dingin dan agak pucat.

6. “Ada darah di popoknya.”
Hormon ibu yang menyebabkan bibir luar kelamin membengkak, juga bertanggung jawab terhadap terjadinya perdarahan pada beberapa bayi baru. Jadi, tenang-tenang sajalah kalau ada setetes darah atau noda di popok si kecil pada minggu-minggu pertama kehidupannya. “Periode haid yang super pendek ini hanya akan berlangsung selama beberapa hari, kata Dr. Curtis. Kadangkala, apa yang kelihatannya seperti darah mungkin saja merupakan urin yang pekat, sehingga agak gelap di lipatan popok.

7. “ Ada tonjolan kecil di bibirnya.”
Banyak bayi baru yang bibir atasnya ada tonjolan kecil atau lepuhan akibat terlalu bersemangat menghisap susu dari botol maupun payudara ibunya. Akibatnya, si kecil jadi tidak nyaman. Sebenarnya, tonjolan itu akan membuat bibir jadi lebih mudah ‘menangkap' puting susu. Tonjolan ini akan hilang sendiri dalam beberapa bulan, atau bisa saja berulang kali muncul dan hilang.

8. “Pupnya cair. Diare nggak ya?”
Kotoran bayi menyusu yang berwarna kuning seperti mustard dan mirip biji-bijian biasanya cair, sementara pup bayi susu formula cenderung berwarna kecokelatan dan kental seperti es krim. Beberapa bayi akan pup beberapa kali dalam sehari, sedangkan yang lainnya pup beberapa kali dalam seminggu. Sepanjang berat badan bayi Anda terus bertambah, serta tidak masalah pada perut atau kembung, berapapun frekuensi pupnya tetap oke kok.
Memang, agak susah untuk membedakan pup biasa dengan pup akibat diare, khususnya pada bayi yang menyusu. Biasanya sih, bayi ASI pup sehabis makan, dan kotorannya lebih cair. Jadi? Mau tidak mau Anda harus belajar mengenali kotoran si kecil. Jika frekuensi, volume, dan kekentalannya berubah secara drastis, segera bawa ke dokter.

9. “Si kecil bersin terus.”
Bayi baru sering banget bersin. Meski begitu, ini tidak berarti ia pilek atau sakit. Bisa jadi, ia hanya sedang melonggarkan rongga hidung dan saluran napas dari berbagai sumbatan dan partikel-partikel udara. “Ketika menyusu, bayi bisa saja menempel erat-erat pada Anda. Akibatnya, hidungnya jadi gepeng atau salah satu lubang hidungnya tertutup,” kata Dr. Curtis. “Setelah minum, bayi akan menghela napas atau bersin untuk melonggarkan rongga hidungnya lagi.”

10. “Kulit tangan dan kakinya terkelupas.”
Ketika bayi berenang dalam lautan air ketuban, kulitnya terlindung dari lingkungan yang basah berkat lapisan kulit berwarna putih dan mirip lilin yang disebut vernix . Tapi, sekali si kecil terpapar udara, vernix akan mengering dan mulai mengelupas. Jangan gosok-gosok serpihan kulit sisanya, sebab bisa jadi Anda malah mengelupas kulit yang sebenarnya belum siap untuk rontok. Proses pengelupasan ini akan berlangsung sekitar 1-2 minggu.

11. “Bayiku nggak napas!”
Bisa jadi Anda beberapa kali agak histeris begitu melihat si kecil tidak bernapas secara teratur ketika terlelap. Ini normal-normal saja. Sesekali, bayi Anda seakan-akan berhenti bernapas sebentar, lalu bernapas lagi dengan cepat. “Sebenarnya, itu adalah bagian dari perkembangan diafragma (sekat rongga badan antara dada dan perut) dan sistem saraf,” kata Dr. Curtis. Pada usia 6 minggu, ia akan memiliki pola napas yang lebih teratur. Hanya saja, jangan lupa telentangkan si kecil, serta singkirkan semua barang dan mainan lembut dari boksnya untuk mencegah terjadinya SIDS (Sudden Infant Death Syndrome) atau sindroma kematian bayi secara tiba-tiba.

12. “Suara tangisannya kok sama?”
Jika Anda belum juga piawai dalam menerjemahkan bahasa pertama bayi Anda, nggak usah terlalu cemas. “Seiring dengan berjalannya waktu, Anda akan mengenali jeritan keras dari tangisannya karena sakit atau rengekan berkepanjangan ketika ia kecapaian,” kata Dr. Hansen. Nah, suara tangisan karena lapar biasanya di antara kedua suara itu. Meski begitu, ada juga sih bayi-bayi yang terdengar agak desperate (dan juga keras) ketika mau makan pada saat itu juga. Namun, pada hari-hari pertama, tidak perlu terlalu panik kalau si kecil mulai menangis. Sebab, bisa saja ia menangis tanpa alasan apapun. Yang penting, Anda harus bereaksi sama, yakni menunjukkan perhatian dan kasih sayang. Habis, itu memang yang diinginkan dan juga dibutuhkan si kecil.

Indita Indriana, AyahBunda
http://www.hypno-birthing.web.id

Perawatan Bayi Baru Lahir

Merawat bayi gampang-gampang susah. Bukan cuma butuh kesabaran, tapi perlu pengetahuan tentang perawatan yang benar.
Tabloid nakita kembali menggelar Konsultasi Ahli. Kali ini mengenai "Perawatan Bayi Baru Lahir", dengan pakarnya, dr. Eric Gultom, Sp.A dari Subbagian Neonatologi RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Nah, berikut ini sejumlah pertanyaan yang diutarakan para ibu dan calon ibu dalam kesempatan tersebut.

Berapa lama tali pusat akan lepas? Apa yang harus dilakukan sebelum lepas?
Ada tali pusat yang lepas dalam waktu 5 hari, 7 hari, bahkan dua minggu. Perawatannya sangat sederhana. Mandikan bayi, gosok tali pusat dengan sabun. Keringkan dan bersihkan dengan alkohol 70 persen. Biarkan dalam keadaan terbuka, tak usah dibungkus-bungkus, kecuali infeksi. Jadi, jangan dipakaikan bedak, abu gosok atau dikunyahin sirih dan sebagainya. Nanti malah jadi tetanus dan sarang kuman.


Penggunaan antiseptik pun tak lagi dianjurkan, karena ada kandungan yodium. Kalau pemberiannya berlebihan menyebabkan gangguan terhadap pertumbuhan gondoknya. Pemakaian alkohol pun hanya digunakan sesudah mandi pagi dan sore.

Betulkah minyak kayu putih tak boleh diberikan sebelum anak usia 3 tahun?
Pemberian minyak kayu putih pada usia berapa saja tak masalah. Hanya ada dua faktor; seberapa besar konsentrasinya dan seberapa iritatif serta sensitif kulit si bayi. Tentunya konsentrasi minyak kayu putih yang asli, misal, dari Ambon, akan berbeda dengan yang sudah campuran. Yang asli akan terasa makin pedas. Faktor iritasi yang ditimbulkan pun berbeda. Semakin asli semakin beruntusan kulitnya.
Jadi, tak ada larangan orang tua memakaikan minyak kayu putih pada bayinya, tergantung seberapa iritatif dan sensitif kulitnya. Apalagi pori-pori kulit bayi lebih kecil dibanding pori-pori orang dewasa. Pori-pori ini digunakan untuk pernapasan kulit. Jika pori-pori tertutup dengan minyak, tak terjadi pernapasan kulit. Akibatnya, kulit jadi kemerahan. Solusinya, tak usah diberi obat macam-macam. Mandikan saja dan dikeringkan.

Bagaimana dengan pemberian bedak pada bayi?
Sebetulnya di Indonesia tak perlu penggunaan bedak, baby oil, baby lotion, dan segala macam. Sebab, tingkat kelembabannya tinggi, hingga permukaan kulit tak pernah kering.
Praktek lain yang salah tentang bedak yaitu digunakan untuk membersihkan bekas kencing atau daerah-daerah yang basah karena keringat. Padahal, campuran bedak dan keringat adalah media yang baik untuk tumbuh kuman. Sementara permukaan kulit sendiri sudah penuh kuman. Itu sebab, bila tak mandi, terjadi pembusukan oleh bakteri yang ada di permukaan kulit. Apalagi di lipatan-lipatan seperti leher, selangkangan, yang lebih cepat terjadi pembusukan.
Memang tak menyebabkan kematian, tapi banyak beruntusan, dan kadang ada nanah-nanah kecil di lipatan seperti leher. Solusinya, bayi dimandikan. Jangan pakai air panas, kecuali di daerah yang dingin sekali. Pakailah sabun bayi atau sabun khusus, selain untuk membersihkan juga menghambat tumbuhnya kolonisasi kuman.

Bolehkah pemberian minyak kelapa pada biang keringat?
Tidak, karena akan menutup pori-porinya.

Berapa kali bayi buang air besar dalam sehari?
Bila bayi minum ASI, BAB-nya bisa 12-15 kali dalam sehari. Bahkan, kadang sambil menyusu pun ia BAB, karena enzim pencernaannya belum bekerja baik, gerakan peristaltik ususnya bekerja terus dan lebih hebat, hingga waktu menyusu dia langsung BAB otomatis saja. Semakin berjalannya waktu, enzimnya semakin sempurna, ASI-nya makin bisa ditahan untuk diserap dulu dan sisanya baru dibuang. Jadi, bayi sering BAB bukan mencret, mau pintar atau ngenteng-ngentengin badan.

Bagaimana kalau bayi diare?
Kalau mencret pasti ada lendir dan darah, jadi ada luka. Di bawah usia sebulan, mencret pada bayi adalah tanda infeksi. Ibu harus hati-hati. Sebelumnya bayi kelihatan tak mau minum, rewel dan menangis. Anak yang diare harus minum obat. Selama bayinya tak muntah, pemberian ASI bisa menolong.

Bolehkah bayi tidur di ruang ber-AC?
Tak apa-apa, misal, dengan suhu 24-23 derajat Celcius atau bahkan 16 derajat Celcius, tak masalah. Kalau ibu merasa mungkin bayinya kedinginan, bisa diselimuti. Pemakaian kipas angin pun boleh.
Benarkah bayi menangis berarti melatih paru-parunya?
Bayi menangis karena ada sesuatu seperti kaget, kolik. Jadi, tak ada hubungannya dengan latihan paru-paru. Malah kalau terlalu banyak menangis akan buang energi dan si bayi jadi lemas.

Bagaimana mengatasi bayi kembung? Perlukah pemakaian minyak telon?
Bayi ditelungkupkan/ditengkurapkan. Kalau banyak angin di perutnya, akan keluar kentut. Sebab, dengan ditelungkupkan, gas di perut akan mencari tempat yang lebih tinggi untuk kemudian keluar.
Pemakaian minyak telon jika berdasarkan keyakinan ibu tak apa-apa, maka silakan. Asal tahu, minyak telon bisa menyebabkan kulit bayi merah-merah, meski tak membahayakan. Tapi memang itu sifatnya iritasi.

Bagaimana membersihkan alat kelaminnya?
Bersihkan dengan cebok dan pakai sabun. Saat mandi, bayi laki-laki bagian kulupnya ditarik dan dibersihkan pakai sabun, karena banyak sisa-sisa kencing. Apalagi bila pakai pampers. Bisa juga membersihkannya sehabis pipis, bayi dipegangi di wastafel, bersihkan bekas pipisnya dengan air keran yang mengalir, pakaikan sabun, keringkan dan pakaikan celana pendek.

Bolehkah bayi diurut?
Tidak, karena tak ada gunanya. Kalau bayinya jatuh, tampak kesakitan dan tak bisa diam atau nangis-nangis, maka rontgen saja, tak usah diurut-urut.
Berat badan saya naiknya banyak, bolehkah setelah melahirkan saya diet?
Selama hamil, kenaikan berat badan memang harus diatur agar jangan jadi darah tinggi. Tapi, kalau selama menyusui sebaiknya tidak diet karena nanti ASI-nya jadi tak banyak. Kalau sudah selesai masa menyusui, silakan.

Dedeh Kurniasih.Foto : Dint's(nakita)



Seputar Menyusui

Inilah jawaban Eric atas pertanyaan seputar menyusui di acara yang sama.

Berapa lama ASI tahan disimpan di freezer?
Sebaiknya ASI tak ditaruh di freezer, karena waktu dihangatkan ada beberapa kandungannya yang menurun kualitasnya. Taruhlah di chiller (tempat antara freezer dan bagian bawahnya, yang biasa untuk menyimpan keju, mentega dan sebagainya).
Penyimpanan ASI bisa tahan 2-3 minggu. Bahkan, sampai sebulan ASI tak akan busuk. Yang membuat pembusukan adalah bakteri hingga terjadi fermentasi asam dan sebagainya. Kalau bakteri tak tumbuh, tak terjadi pembusukan. Bakteri tak tumbuh kalau suhunya tak sesuai. Bakteri bisa tumbuh dengan kondisi suhu udara 37 derajat Celcius.
Untuk diberikan pada bayi, ASI dihangatkan dulu pakai steamer atau air hangat dalam baskom dan botolnya direndam didalamnya.

Jika ASI dimasukkan dalam botol dan ditaruh di suhu luar, berapa lama tahannya?
Tergantung seberapa bersih botolnya. Makin bersih botolnya, makin lama tahannya, bisa 4-6 jam. Tentunya untuk mengetahui terjadi tidaknya pembusukan, sebelum diberikan pada bayi harus dirasakan dulu oleh ibunya.

Apakah benar ASI yang seperti santan lebih bagus?
Soal warna dan kejernihan, jangan harapkan ASI sama putih dan bagusnya seperti susu kaleng. Bila ASI encer, keruh dan kuning, bukan berarti kualitasnya jelek. Rasa ASI juga sepet-sepet dan bayi tetap saja mengisapnya karena refleks, dia belum mengerti soal taste.
ASI tergantung pula dari apa yang dimakan ibu. Jika ibu banyak makan protein, memang warnanya agak sedikit keruh. Tapi, tak apa-apa. Dalam hal makanan, bagi ibu tak ada pantangan. Misal, tak ada kepercayaan kalau ibu banyak makan cabe nanti bayinya mencret. Yang mencret bukan bayinya tapi ibunya. Jadi, ibu boleh makan apa saja; yang manis, asin, asam, silakan. Begitu pun minuman, boleh soft drink, kopi, teh, susu, dan lainnya, asalkan jangan minum alkohol.
Pada etnis Tionghoa ada tradisi makan ayam arak. Nah, seringkali ini membuat bayinya jadi kuning, begitu pula dengan jamu. Memang sebagian besar ingridient jamu masuk ke dalam ASI dan dikonsumsi pula oleh si bayi hingga menyebabkan bayi jadi kuning. Tak berbahaya tapi membuat tak nyaman bagi orang tua karena bayinya kuning.

Setelah melahirkan, kapan ASI akan keluar?
Dalam waktu seminggu. Keluarnya pun sedikit demi sedikit. Kecuali bila sudah anak ketiga, hari kedua saja sudah banyak ASI keluar. Karena biasanya kalau baru anak pertama, ibu penuh dengan kecemasan, bagaimana anaknya dan sebagainya, hingga ada ketaknyamanan. Makin nyaman ibu, makin cepat ASI keluar.
Agar ASI keluar harus diisapkan pada bayinya meskipun belum keluar dan masih kosong. Supaya banyak produksi ASI-nya, ibu harus banyak minum, sekitar 2 liter atau lebih dan makan yang sehat. Mengkonsumsi sayur katuk sebetulnya yang berpengaruh pada produksi ASI-nya adalah air katuknya. Sayurnya sendiri sebagai pengisi mineral dan zat besi yang bagus.

Bagaimana cara memenuhi kebutuhan makan bayi selama ASI belum lancar keluar?
Tak perlu dipenuh-penuhi. Biarkan saja natural. Bayi selama 3 hari tak diberi makan tak akan membuatnya mati. Karena bayi lahir cukup bulan ini punya cadangan yang cukup. Jika si bayi menangis, susui saja atau lihat apakah ada yang basah. Tentu saja keyakinan ini sangat sulit diperoleh ibu, bahwa tak perlu diberikan susu formula. Umumnya orang tua menganggap bayinya menangis pasti kelaparan karena ASI-nya tak keluar. Nah, makin cemaslah orang tua dan makin beralih ke susu formula.

Apa penyebab ASI tak mau keluar?
Secara alamiah semua ASI akan keluar. Tuhan tak membedakan satu ibu dengan lainnya. Hanya saja tergantung dari keyakinan diri ibu sendiri. Jadi, harus dari awal diniatkan dan disiapkan. Misal, waktu antenatal, payudaranya diurut, putingnya kalau ke dalam ditarik. Ini bisa dilakukan sejak trimester ketiga kehamilan. Dan mulai lagi setelah hari ketiga melahirkan.
Jika ASI tak keluar sama sekali, harus didiskusikan dengan ahli kebidanannya. Bisa karena minumnya kurang banyak atau makannya, atau ibunya kurang confident karena faktor psikologi juga berpengaruh. Makin cemas, makin tak keluar ASI-nya. Itu sebab, dalam memberikan ASI harus di ruangan yang tenang, tak banyak ngobrol, boleh sambil mendengarkan musik klasik, relaks. Tentu posisi menyusui harus betul: perut bayi bertemu dengan perut ibu. Tidak asal taruh bayinya karena bisa lecet-lecet puting ibunya.

Manakah yang lebih dianjurkan, memerah ASI dengan tangan/manual ataukah dengan mesin? Bolehkah bila bayi kelaparan diberikan air putih?
Memerah dengan mesin hanya soal waktu saja yang lebih cepat dibanding manual. Pemerahan yang benar dilakukan setelah pemberian ASI secara langsung pada bayi, sampai terasa payudaranya tak lagi keras dan sudah terasa kosong, tak ada lagi yang keluar. Jadi, kalau, misal, kosongnya 200 cc, maka produksinya pun akan sebanyak itu pula.
Anak bayi itu mirip dengan anak usia setahun, perutnya kosong setelah 4-6 jam. Jadi kalau bayinya tidur tak perlu dibangunkan untuk diberikan ASI. Pemberian ASI secara langsung tak bisa diukur jumlahnya. Ukurannya cukup bila BB-nya bertambah sesuai yang diharapkan.
Pemberian air putih hanya untuk membilas sehabis menyusu, sebanyak 2-3 sendok atau sekitar 15 cc. Air putih tak bisa mengenyangkan bayi, tapi bikin kembung. Kenyang diperoleh dari kalori.

Berapa lama waktu menyusui?
Yang terbaik, kanan dan kiri masing-masing 10 menit.

Apakah ibu yang sakit berpengaruh pada kualitas ASI-nya?
Pengaruhnya itu kalau, misal, ibunya minum obat seperti obat kanker, obat diabetes, tiroid, antibiotik. Kalau obat pilek, flu, pusing, yang masuk ke ASI itu kecil sekali, hingga bisa diabaikan. Sementara kalau minum jamu, takarannya enggak jelas tapi yang masuk ke ASI terkadang banyak.

Mengapa tiap kali habis diberi susu kaleng, bayi muntah? Bagaimana kita tahu bahwa dia berkecukupan makannya?
Bayi muntah paling sering terjadi karena terlalu banyak pemberian susunya. Atau kalau sendawa ada sebagian susu yang sudah masuk keluar lagi. Cara memberikan susu juga berpengaruh. Jangan memberikan susu satu botol secara terus menerus sampai habis. Istirahatlah setiap 20-30 cc sampai bayinya sendawa, lalu teruskan lagi. Kalau bayinya sudah berhenti mengisap, jangan diteruskan. Yang penting jumlahnya, bukan pemberian satu kali itu saja.
Untuk mengetahui apakah kebutuhan susunya sudah cukup, ada dua hal. Pertama, bila ibu menyusui akan terasa ASI-nya banyak keluar. Lalu kalau dari susu botol akan tampak jumlahnya berkurang. Kedua, anaknya tidur nyenyak, misal, 3-4 jam adalah tidur yang baik buatnya. Kalau bayinya bangun dan menangis, maka mulutnya akan mencari lagi puting ibunya karena lapar. Kalau bayi tidurnya hanya sebentar-sebentar, misal, 1 jam lalu bangun, berarti pemberian susu sebelumnya tak membuatnya kenyang. Paling objektif melihat kecukupan itu dari kenaikan berat badannya kira-kira 20-15 gram per hari. Kalau seminggu rata-rata 150-200 gram dan sebulan sekitar 700-800 gram. Jadi, kalau anaknya ada pertambahan tak perlu khawatir. Timbanglah 3 kali sehari atau seminggu sekali. Kalau kenaikannya 300 gram per minggu maka terlalu banyak.

Parameter Bayi Sehat
Sebenarnya, tutur Eric, jika bayi sudah boleh dibawa pulang, berarti ia sudah dalam keadaan normal. Tentunya bayinya lahir cukup bulan, aktif, dan mengisapnya dengan baik. Penampilannya kemerahan dan posisinya fleksi seperti di kandungan. "Ini salah satu parameternya bayi sehat."


sumber : www.balita-anda.com

Mitos Dalam Perawatan Bayi

Banyak mitos tentang perawatan bayi yang berkembang dan terus dipertahankan di masyarakat. Sebagian salah, tapi ada pula yang secara ilmiah benar. Perawatan bayi (baby nursing) memang sangat dipengaruhi oleh budaya setempat. Menurut spesialis anak Dr. H. Adi Tagor, Sp.A, DPH dari RS Internasional Bintaro, "Zaman dulu, tradisi perawatan bayi ini disampaikan dalam bentuk mitologi, folklor, atau cerita rakyat yang diturunkan oleh orangtua, karena belum ada sistem isyarat kedua seperti tulisan."

Beberapa di antara mitos tersebut memang salah secara ilmiah. Misalnya bayi jangan diajak keluar rumah saat maghrib, karena akan diganggu "penunggu" rumah. Padahal, yang terajdi adalah temperatur alam menjelang matahari terbenam memang meningkat, termasuk perubahan tekanan udara, kelembapan udara, perubahan temperatur. "Ini akan menggelisahkan bayi yang memang belum bisa dengan cepat menyesuaikan diri. Soalnya, organ tubuh bayi itu kan, belum sempurna, tidak seperti orang dewasa yang sudah biasa. Akibatnya, bayi akan mengalami uneasy feeling dan rewel karena adanya perubahan alam tersebut," ujar Adi.

Selain itu, ada yang disebut ritme sirkadian. "Badan manusia mengalami bioritme yang ada hubungannya dengan waktu," jelas Adi. Pada bayi, bioritmenya belum stabil. Karena itu, bioritme bayi yang baru lahir sampai usia 2 bulan kadang-kadang masih terbalik. Siang dianggap malam, sementara malam dianggap siang. "Ini karena bayi belum bisa menyesuaikan diri dengan living environment dimana manusia sibuk saat siang. Tapi, lama-lama ia akan menyesuaikan dengan tuntutan sosial sekaligus perubahan alam tersebut. Secara alamiah, bioritme ini akan berubah dengan sendirinya."

Namun, mitos atau tradisi itu tidak selamanya jelek, dan seringkali bahkan cocok secara ilmiah. Contohnya, selama ratusan tahun bawang yang dicampur minyak dikenal bisa menurunkan panas. "Itu secara ilmiah benar, karena bawang adalah tumbuhan yang mengeluarkan minyak yang mudah menguap dan menyerap panas."

Atau upacara tedak siti (menginjak tanah) saat bayi berusia 6-7 bulan. "Secara ilmiah pun ternyata tak salah, karena pas dengan usia refleks menapak bayi." Di permukaan badan terdapat putik saraf yang bisa menjadi sensor tekanan. Nah, saraf ini tumbuh saat bayi 6 - 7 bulan, bersamaan dengan tumbuhnya struktur otak untuk keseimbangan dan alat-alat keseimbangan untuk posisi berdiri. "Tak heran jika di usia ini, bayi sudah mulai belajar menapak."

Namun, ada juga mitos yang salah. Dan orangtua, karena turun-temurun, biasanya memegang teguh tradisi itu. "Jadi, kalau mau ngasih input ilmiah, harus pelan-pelan. Jangankan tradisi, ilmu kedokteran pun dari waktu ke waktu selalu dikoreksi," lanjut Adi. "Manusia hidup dalam suatu kerangka subkultur tertentu. Nggak bisa ia hidup di luar kultur tempat ia hidup. Jadi, isinya saja yang diperbaiki."

Yang jelas, sebaiknya jangan langsung dicabut dari akar budayanya. Misalnya, orangtua mengaji saat Maghrib agar anaknya tidak "diganggu" makhluk halus. "Itu kan nggak ada ruginya, jadi biarkan saja. Kecuali, jika tradisi itu memang membahayakan, ya harus dilarang."

Aneka Mitos

1.Dipakaikan gurita agar tidak kembung.

Mitos ini tak benar, karena organ dalam tubuh malah akan kekurangan ruangan. Dinding perut bayi masih lemah, volume organ-organ tubuhnya pun tak sesuai dengan rongga dada dan rongga perut yang ada, karena sampai 5 bulan dalam kandungan, organ-organ ini terus tumbuh, sementara tempatnya sangat terbatas. Jika bayi menggunakan gurita, maka ruangan untuk pertumbuhan organ-organ ini akan terhambat. "kalau mau tetap memakaikan gurita, boleh saja. Asal ikatan bagian atas dilonggarkan, sehingga jantung dan paru-paru bisa berkembang," saran Adi.

Bila gurita digunakan agar pusar bayi tidak bodong, sebaiknya pakaikan hanya di sekitar pusar dan ikatannya longgar. Jangan sampai dada dan perut tercekik, sehingga jantung tidak bisa berkembang dengan baik gara-gara gurita yang terlalu kencang.

2. Tak boleh memotong kuku bayi sebelum usia 40 hari.

Tentu ini tak tepat. Karena kalau tidak dipotong, kuku yang panjang itu bisa berisiko melukai wajah bayi. Bahkan, bisa melukai kornea mata. "Kalau sampai kena kornea mata, tak bisa disembuhkan lagi." Larangan ini mungkin lebih disebabkan kekhawatiran akan melukai kulit jari tangan/kaki si bayi saat ibu mengguntingi kuku-kukunya. Sebaiknya gunting dengan gunting kuku khusus untuk bayi.

3. Pusar ditindih koin agar tidak bodong.

Secara ilmiah memang ada betulnya. Koin itu hanya alat untuk menekan, karena jendela rongga perut ke pusar belum menutup sempurna, jadi menonjol (bodong). Kalau bodongnya besar, ya harus dioperasi, tapi kalau bodongnya kecil, bisa saja ditindih pakai koin, asal pusar bayi diberi kasa steril yang diganti setiap hari dan diikat ke belakang.

4. Tangan dan kaki bayi harus selalu ditutup dengan sarung tangan/kaki.

Boleh-boleh saja asal dipakaikan kala udara dingin atau untuk menghindari bayi terluka saat ditinggal. Di luar itu, sebaiknya bayi tak usah dipakaikan sarung. "Pemakaian sarung justru akan mengurangi perkembangan indera perasa bayi."

5. Dibedong agar kaki tidak pengkor.

Bedong bisa membuat peredaran darah bayi terganggu lantaran kerja jantung memompa darah menjadi sangat berat. Akibatnya, bayi sering sakit di sekitar paru-paru atau jalan napas. Selain itu, bedong juga bisa menghambat perkembangan motorik si bayi, karena tangan dan kakinya tak mendapatkan banyak kesempatan untuk bergerak.

Sebaiknya bedong dilakukan hanya setelah bayi dimandikan atau kala cuaca dingin, untuk menjaganya dari udara dingin. Dipakainya pun longgar.

Yang jelas, pemakaian bedong sama sekali tak ada kaitannya dengan pembentukan kaki. "Semua kaki bayi yang baru lahir memang bengkok. Soalnya, di dalam perut tak ada ruangan cukup bagi bayi untuk meluruskan kaki. Sehingga waktu lahir, kakinya pun masih bengkok," terang Adi.

Apalagi, di negara-negara yang cukup mendapatkan sinar matahari seperti Indonesia, tak ada kaki X atau O. Yang ada adalah orang menderita kaki X atau O karena sakit pada kelenjar parathyroid. Kelenjar ini mengatur kadar dan penyerapan kalsium serta pembentukan tulang. Jika pembentukan tulang terhambat, tentu ia akan memiliki kaki X atau O.

Kaki X atau O hanya terjadi zaman dulu, itu pun di daerah yang jauh dari sinar matahari, seperti Kutub. "Di Kutub pun sekarang sudah nggak ada, karena orang Kutub sudah minum vitamin D" lanjut Adi.

6. Sebelum berusia 40 hari, jangan memandikan bayi sore hari.

Kalau memang tujuannya menjaga agar bayi tidak masuk angin sih, tidak masalah. Namun, sebaiknya bayi tetap dimandikan, sedikitnya 2 kali sehari. "Sejak dilahirkan pun sudah boleh dimandikan kok, tak perlu menunggu sampai 40 hari. Yang penting adalah waktunya. Kalau malam hari tentu tidak pas,' lanjut Adi. Biasanya pada bulan-bulan pertama bayi dimandikan pukul 9 pagi. Mandi sore tergantung suhu ruang.

7. Tidak boleh keluar rumah sebelum 40 hari.

Mungkin yang tepat adalah jangan pergi ke tempat yang penuh orang (crowded). Banyak orang berarti banyak kuman penyakit. Kalau kepadatan pada suatu ruangan tinggi, maka penyakit pun tinggi. Misalnya ke mal atau membawa bayi ke perhelatan. Ingat, kekebalan bayi masih sangat rentan saat usianya di bawah 40 hari. Jadi, di bawah setahun, sebaiknya jangan membawa bayi ke mal, kecuali memang sangat penting dan hanya sebentar.

8. Bayi usia seminggu diberi makan pisang dicampur nasi agar tidak kelaparan.

Salah, pasalnya usus bayi di usia ini belum punya enzim yang mampu mencerna karbohidrat dan serat-serat tumbuhan yang begitu tinggi. Akibatnya, bayi jadi sembelit, karena makanan padat pertama adalah di usia 4 bulan, yakni bubur susu dan 6 bulan makanan padat kedua, bubur tim.

9. Hidung ditarik agar mancung.

Ini jelas salah, karena tidak ada hubungannya menarik pucuk hidung dengan mancung-tidaknya hidung. Mancung-tidaknya hidung seseorang ditentukan oleh bentuk tulang hidung yang sifatnya bawaan. Jadi, meski setiap menit ditarik-tarik, kalau dari sananya tidak mancung, ya tak bakal mancung.

sumber: Kompas